Tentang Hindu

 

I. Mengapa umat Hindu di Bali harus membuat Banten?

 

Banyak umat Hindu di jaman sekarang ini mengeluhkan mengenai pelaksanaan yadnya yang banyak menggunakan banten. Dan bahkan adanya banten dijadikan alasan yang menyatakan bahwa menjadi umat Hindu di Bali itu rumit dan banyak biaya. Dengan berbagai alasan ini pulalah banyak umat Hindu yang beralih agama ataupun beralih ke cara-cara sembahyang ala daerah lain yang hanya menggunakan sarana berupa air,bunga dan api saja  untuk semua jenis upakaranya. Padahal sebenarnya Ida Sang Hyang Widhi memberikan anugerah terbesarNya kepada  umat Hindu di Bali melalui banten. Mengapa? Mari kita renungkan alasan dibawah ini.

1.       Dengan banten, perekonomian Bali bahkan seluruh dunia berputar.

Kita semua tahu bahwa banten terdiri dari beberapa unsur seperti : buah-buahan, bunga, janur, daun-daunan,bamboo, jajan-jajanan, beras dan lain-lain.  Sehingga hal ini jelas mendorong masyarakat untuk menyediakan bahan-bahan ini.  Banyak nya keperluan banten ini yang mana masyarakat Bali sendiri sampai kewalahan untuk mensuplainya sehingga ini juga menjadi peluang bagi masyarakat diluar Bali. Sebagai contoh adanya busung ibung sebagai pengganti busung Bali yang dipasok dari Sulawesi, pisang dan busung juga banyak dipasok dari Jawa maupun NTT, jeruk lumajang dari jawa, bahkan jeruk dan apel pun banyak di impor dari Cina dan daerah lain.

2.       Dengan banten, tersedia lowongan kerja terutama bagi kaum wanita

Jaman sekarang ini harga-harga kebutuhan pokok mulai melonjak. Hal ini tentu dirasakan sekali oleh ibu-ibu rumah tangga. Dengan hanya mengandalkan gaji dari suami tentunya tidak cukup sehingga mendorong mereka untuk bekerja juga. Namun sayangnya dengan adanya anak tentu menyulitkan mereka untuk bekerja diluar rumah. Dengan adanya banten mendorong wanita Bali untuk berbisnis banten. Dengan sekedar menjadi penjual canang (ceper dll) hingga banten yang lebih besar yang bisa dikerjakannya di rumah sambil mengurus rumah tangga.

3.       Dengan banten, Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia wisata di seluruh dunia

Uniknya bentuk-bentuk banten menjadi daya tarik yang luarbiasa bagi wisatawan. Pelaksanaan upacara yadnya nya pun ,menjadi satu-satunya daya tarik wisata budaya Bali yang merupakan satu-satunya di dunia.

4.       Dengan banten, memupuk kebersamaan dan kekeluargaan

Banten umumnya dibuat bersama-sama baik itu di tingkat keluarga, banjar hingga tingkat desa. Saat membuat banten inilah akan terjalin komunikasi yang baik antar umat dengan pengerjaannya yang dilakukan bersama-sama

5.       Dengan banten, secara tidak langsung mengajarkan Hindu untuk melestarikan alam

Sebagian besar bahan banten terbuat dari bahan alam, seperti janur, bunga dan daun-daunan. Hal ini jelas mendorong masyarakat untuk menanamnya baik sebatas dilingkungan sekitar rumah hingga di tanam dalam jumlah besar di lahan perkebunan.

6.       Dengan banten secara tidak langsung mengajarkan Hindu untuk menabung

Tentunya semua tahu bahwa biaya untuk pembuatan banten terkadang tidak sedikit pada upacara-upacara yadnya tertentu, dan upacara  ini pun umumnya sudah bisa direncanakan sejak jauh-jauh hari sehingga untuk mempersiapkan biayanya perlu kita persiapkan dg menabung sejak lama.

Dan masih banyak alasan pasti lainnya. Nah mengapa kita sebagai umat Hindu Bali masih merasa ragu dan menganggap semua ini sangat memberatkan?

Banten yang digunakan didalam upacara yadnya juga ada tingkatannya, tidak mesti yang banyak dan mahal. Tingkatan banten disesuaikan dengan tingkatan yadnya nya yaitu :

1.       Nista

2.       Madya

3.       Utama

Jadi jika uang yang kita miliki terbatas, cukup dengan menggunakan tingkatan nista, dan seterusnya. Yang jelas didalam melaksanakan upacara Yadnya bukan apa yang kita persembahkan yang utama melainkan bagaimana keikhlasan kita dalam mempersembahkannya. Seperti apa yang dinyatakan oleh Tuhan didalam Bhagawad gita. Tapi jangan sekali-kali umat Hindu di Bali tak mau membuat banten. Sesuai dengan sabda Ida Betara Gunung Agung yang menyatakan bahwa jika orang Bali tidak lagi menghaturkan sesajen kepada Tuhan maka di bali akan timbul bencana. Secara logika, sabda Beliau ini dapat dimaknakan bahwa hal ini bukan mengancam tapi coba kita gali lebih dalam lagi. Pulau Bali adalah pulau yang sangat kecil. Dengan luas pulau yang terbatas tentunya apa yang bisa diharapkan. Hasil pertanian dan perkebunan tak seberapa dibandingkan pulau lain, selain itu di Bali sulit untuk dibangun industry-industri besar seperti di daerah Jawa dan Sumatera. Sedangkan dari segi keindahan alam, sebenarnya masih sangat banyak tempat yang jauh lebih indah di belahan dunia yang lain. Tetapi mengapa justru wisatawan lebih banyak datang ke Bali? Justru karena seni dan budayanya. Tentunya orang ingin mendapat paket yang lengkap. Wisata alam dan sekaligus wisata budaya. Dan budaya umat Hindu di Bali sangat indah.

Untuk itulah, mari kita sama-sama lestarikan budaya banten ini. Jika wanita-wanita Bali sekarang banyak yang berkarir di perkantoran , jangan menjadikan hal ini sebagai alasan untuk tidak mau belajar membuat banten. Mari kita belajar  setahap demi setahap. Tahap awal yaitu membuat canang saja dahulu.

Namun jika keterbatasan waktu, kita bisa membeli banten. Dan itu tidak dilarang. Justru kita akan membantu umat lainnya demi kelancaran perekonomian, karena banyak juga umat Hindu di Bali yang tak seberuntung kita yang punya pendidikan tinggi dan karir yang sukses. Banyak wanita Bali yang masih menjadi ibu rumah tangga dan mereka juga berkeinginan untuk bisa menambah penghasilan keluarga, salah satunya dengan membuat banten.

Jadi bersyukurlah kita sebagai umat Hindu yang terlahir di Pulau Dewata ini. Jika kita menjalani segalanya dengan keikhlasan hati, Ida Sang Hyang Widhi pasti akan memberkati kita semua.